Fahmi Ibnu Faiz, Mahasantri Yang Menjadi Pembicara Borneo Undergraduate Academic Forum
By: Annas Rolli M
By: Annas Rolli M

Dengan tekad dan semangat tinggi, ia telah membuktikan bahwa santri juga mampu menjadi pembicara di konferensi ilmiah. Itulah acara Borneo Undergraduate Academic Forum (BUAF) yang diadakan oleh Konsursium PTKIN Wilayah Kalimantan yang terdiri dari IAIN Pontianak, IAIN Antasari, IAIN Samarinda, dan IAIN Palangkaraya. Konferensi ini merupakan temu ilmiah mahasiswa yang mengkaji tentang Islam di wilayah Nusantara dan dunia yang diselenggarakan dengan skalainternasional.Turut hadir dalam konferensi ini Prof. Dr. Sumanto al-Qurtuby (Professor Antropologi Universitas King Fahd Saudi Arabia), Hadenan Towpek, Ph.D (Dosen Senior UITM Serawak Malaysia), Suhana Sarkawi (Dosen Universitas Malaya), dan tokoh-tokoh lainnya.
Ada puluhan karya tulis mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia yang dikirimkan untuk dipresentasikan dalam acara ini, namun hanya 27 karya yang diterima, salah satunya adalah karya Fahmi Ibnu Faiz yang berjudul Konsep Nasionalisme Perspektif Islam (Studi Hadis dengan Pendekatan Sosial). Dalam acara ini pula, wakil rektor III UIN Sunan Kalijaga Dr. H. Waryono M.Ag terlihat sangat mengapresiasi prestasi Faiz bahkan beliau sendiri hadir dan mendampingi Faiz saat acara konferensi berlangsung.
Saat ditanya bagaimana kesan menjadi pembicara di konferensi tersebut, Faiz menjawab dia sangat senang sekali. “Nanti kalau sudah ikut acara seperti itu dan bertemu dengan orang-orang hebat di sana maka motivasi kita akan bertambah”, pungkasnya. Adapun ketika ditanya apa motivasinya, Faiz menjawab “Saya hanya ingin orang tua saya bahagia dan saya makin semangat lagi”. Terakhir dia berpesan agar mahasantri lainnya jangan mudah menyerah, jangan mudah bosan terhadap sesuatu, dan latih dirimu.
Acara ini berlangsung di IAIN Pontianak dari tanggal 1 sampai 4 Agustus 2016. Setelah konferensi berakhir, semua pembicara diajak panitia jalan-jalan ke tempat wisata. “Kami jalan-jalan ke Tugu Katulistiwa, pabrik Lidah Buaya, dan Istana Alqadir”, kata Faiz dengan nada yang sangat bahagia.
Reaksi: |
0 komentar:
Posting Komentar