Pengikut

CSSMoRA

CSSMoRA merupakan singkatan dari Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs, yang berarti Komunitas Santri Penerima Beasiswa Kementrian Agama

SARASEHAN

Sarasehan adalah program kerja yang berfungsi sebagai ajang silaturahimi antara anggota aktif dan anggota pasif CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Pesantren

Para santri yang menerima beasiswa ini dikuliahkan hingga lulus untuk nantinya diwajibkan kembali lagi mengabdi ke Pondok Pesantren asal selama minimal tiga tahun.

Senin, 25 September 2017

Perkuat Tali Silaturahim, CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga Helat Pensil dan Sarasehan

Yogyakarta-Kemarin (24/09), CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga kembali selenggarakan Pensil (Pentas Silaturahim). Event yang diselenggarakan di Gedung Teatrikal FISHUM (Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora) UIN Sunan Kalijaga ini mengusung tema “Ketika Aku dan Kamu menjadi Kita”. “Tema ini bukan tanpa makna. Yang dimaksudkan di sini adalah aku; sebagai individu dan kamu; sebagai individu juga bersatu menjadi kita; keluarga CSSMoRA.” Tutur Melati selaku ketua CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga dalam sambutannya.
Sebagai pembukaan, Tim Akustik CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga mempersembahkan beberapa lagu, disusul oleh beberapa anggota CSSMoRA lain yang unjuk gigi menampilkan bakatnya melalui lagu. Pada pukul 10.00, Alif dan Titay selaku pembawa acara membuka acara tersebut. Setelah selesai acara pembukaan, dilanjutkan dengan perkenalan antar angkatan yang dipandu oleh Mushawwir dan Yolla. Sebanyak empat angkatan yang terdiri dari angkatan 2014,2015,2016 dan sebagai angkatan terbaru adalah 2017.
Hal yang berbeda dari pentas silaturahim (Pensil) dari sebelumnya,  Pensil kali ini dibarengi dengan agenda kumpul bareng alumni; Sarasehan. “Untuk tahun ini, pentas silaturahim kami gabung dengan acara sarasehan. Karena sejatinya kedua acara tersebut sama-sama bertujuan untuk menjalin silaturahim yang lebih baik antar anggota CSSMoRA kita, baik anggota aktif maupun pasif”, ujar Suriyanti; ketua panitia acara tersebut.
Sejumlah alumni dari berbagai angkatan yang hadir dalam acara tersebut membuat suasana lebih hangat. Dengan dipandu Kamil dan Sirodjuddin, talkshow bertajuk CSSMoRA in Loyality Club (Cinloc), mewarnai acara sarasehan kali ini. Sharing pengalaman, motivasi, canda dan gelak tawa antar grup –yang masing-masing terdiri dari anggota aktif dan alumni- mewarnai ruangan teatrikal FISHUM. “Acara ini keren banget, pokoknya kita kudu bangga bisa berkumpul dalam keluarga CSSMoRA ini. Untuk itu, kita harus memanfaatkan apa yang ada dalam keluarga ini; teman, dosen dan segala fasilitas di dalamnya. Ada tiga poin yang dapat kami simpulkan dari sharing di grup ini, yaitu membaca, menulis dan bahasa sebagai kunci sukses”, tutur Nafisaruz Zahra –alumni angkatan 2010- yang sedang melanjutkan studi S3nya di akhir sesi tersebut.
Acara yang merupakan agenda tahunan CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga tersebut berjalan lancar walaupun disambut gerimis di pagi hari. Selain itu, keterlambatan beberapa anggota menjadi kendala tersendiri sehingga waktu molor dari agenda sebenarnya.
Di akhir acara, setelah masing-masing angkatan menampilkan performnya, Devisi PSDM melalui Sanggar Seni Rebung menampilkan penampilan perdananya berupa teater. Dengan mengangkat tema “Menguat Tabir Rohingya”, para aktor dan aktris berhasil membuat decak kagum para penonton. Grup teater yang diketuai oleh Imdad dan bernaung di bawah Devisi PSDM ini resmi berdiri dengan tampil perdananya tersebut.
“Sanggar ini merupakan program kerja  baru dari Devisi PSDM. Untuk teater ini, kami masih berproses untuk ke depannya. Kami juga bekerja sama dengan anggota Teater Eska untuk melahirkan penampilan perdana ini. Ke depannya, kami berharap sanggar seni ini dapat mewadahi anggota aktif yang mempunyai bakat di bidang seni”, ujar Andi Rabiatun selaku ketua Devisi PSDM.
“Kami ingin membuktikan, bahwa CSSMoRA tidak hanya soal akademik, namun juga ada potensi seni di dalamnya”, katanya dengan senyum hangat.
Sebagai penutup, panitia mengumumkan juara dari penampilan masing-masing angkatan tadi. Hasilnya, penampilan terkeren diraih oleh angkatan 2015, terheboh diraih oleh angkatan 2014, terkocak oleh angkatan 2016 dan dengan kategori terunik diraih oleh angkatan 2017 yang mendapat voucher jalan-jalan dari Ahmad Mujtaba selaku pengelola PBSB UIN Sunan Kalijaga.
Selamat ber-CSSMoRA!


(tn)

Kamis, 21 September 2017

Muhasabah dalam Menyambut Hijriyah

Oleh: Ainil Atiqoh*

“Siapa yang hari ini lebih baik dari  hari kemarin, maka ialah orang yang beruntung. Siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ialah orang yang merugi. Siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ialah orang yang terlaknat.

Tahun baru, momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh kebanyakan orang. Kembang api, suara mercon, pertunjukan musik, dan nongkrong di pusat keramaian seringkali menjadi hal yang lumrah -atau bahkan bisa dikatakan wajib- adanya. Tahun baru yang dimaksud di sini adalah tahun baru masehi. Sedangkan, untuk tahun baru Islam sendiri kurang mendapat perhatian jika dibandingkan dengan tahun baru masehi. Meskipun demikian, dalam rangka menyambut dan menyemarakkan tahun baru Islam, mulai banyak dicanangkan kegiatan-kegiatan positif yang tak kalah menariknya dengan kegiatan yang digencatkan saat tahun baru masehi tiba. Kegiatan-kegiatan tersebut biasanya berupa pawai obor, perlombaan-perlombaan bernuansa islami, pengajian , dzikir bersama, dan lain sebagainya. Dengan diadakannya kegiatan-kegiatan tersebut, selain sebagai sarana untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah, juga dapat mempererat tali silaturrahim dan memperkokoh persatuan antar sesama muslim.

Saat ini, telah sampailah kita pada tahun baru Islam yang ke-1439. Bulan Muharram, pada bulan tersebut terdapat berbagai keutamaan di dalamnya, seperti digugurkannya dosa setahun yang lalu bagi orang yang melaksanakan puasa asyura. Kemudian, jika dilihat secara historis, pada bulan itu juga telah terjadi berbagai peristiwa penting yang menimpa para nabi terdahulu, seperti hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah, mendaratnya kapal Nabi Nuh setelah sekian lama mengarungi banjir bandang, selamatnya Nabi Musa dari kejaran raja Fir’aun,  dan lain sebagainya.

Selain untuk mengenang peristiwa-peristiwa bersejarah tersebut, tahun baru Islam juga dapat dijadikan sebagai sarana muhasabah atau introspeksi diri, sebab manusia pada hakikatnya tidak bisa lepas dari lupa dan dosa. Bertahun-tahun sudah kita melewati hidup, namun sudahkah kita gunakan dengan tepat dan seefesien mungkin masa-masa itu? Atau justru sebaliknya, semuanya hanya terlewati begitu saja seperti angin lalu. Oleh karena itu, ditahun yang baru ini, di kesempatan yang tak ternilai ini, hendaknya kita gunakan sisa umur kita sebaik mungkin. Sebab, untuk tahun depan atau bahkan hari esok, belum tentu  kita bisa berjumpa kembali.

Dunia adalah ladang akhirat. Ketika hidup di dunia, seringkali kita sibuk untuk memperkaya diri, mengesampingkan kebutuhan ruhani. Jika saatnya telah tiba, tiada lagi kesempatan memperbaiki , yang tersisa hanya penyesalan abadi. Sebagaimana nama dari tahun yang sedang kita rayakan ini, yaitu tahun hijriyah, maka sudah selayaknya kita mulai behijrah ke arah yang lebih baik lagi, meninggalkan hal-hal buruk dimasa lalu dan menggantinya dengan hal-hal yang lebih baik.

“Dan hendaklah orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)”. (QS. al-Hasyr: 18).

*Kru Sarung

Rabu, 06 September 2017

MESRA (Mengenal CSSMoRA)

MESRA (Mengenal CSSMoRA)

Yogyakarta- Sebagai langkah awal dalam membentuk suatu organisasi yang dianggotai dan dikelola oleh anggota-anggota yang berkompeten dan berdedikasi, pada tanggal 2 September lalu CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk kali keduanya mengadakan suatu agenda yang disebut kaderisasi. Acara kaderisasi ini diadakan khusus teruntuk anggota baru CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga yang pada kali ini adalah mahasiswa PBSB angkatan 2017. Kaderisasi anggota CSSMoRA untuk pertama kalinya dilakukan –setelah mempertimbangkan perlunya agenda ini- pada september tahun lalu dengan angkatan 2016 sebagai objek.
Sesuai dengan arahan dari BPH (Badan Pengurus Harian) kaderisasi kali ini diubah namanya menjadi MESRA akronim dari mengenal CSSMoRA dengan harapan tujuan utama yaitu pengetahuan anggota baru tentang ke-CSSMoRA-an dapat tercapai di samping untuk menghadirkan kesan santai tapi serius dalam acara ini. Sesuai dengan nama acaranya, tema yang diangkat kali ini tidak jauh-jauh dari kata “Mesra”, yaitu merajut ke-Mesra-an dalam nuansa kekeluargaan. Menurut pengusul dari tema ini, kata “mesra” pada kalimat tersebut dapat merujuk pada Mesra (mengenal CSSMoRA) itu sendiri maupun makna asli dari kata tersebut.
Seperti tahun sebelumnya, acara ini bertempat di objek wisata pantai yang kali ini adalah Pantai Goa Cemara. Acara pembukaan dimulai tepat pada pukul 09:00 di sebuah rumah makan lesehan di area pantai. Dalam pembukaan ini Ahmad Ahnaf Rafif selaku ketua panitia menyampaikan sambutan yang pada intinya menekankan urgensi dari acara kaderisasi pada suatu organisasi. Ia mengatakan bahwa kaderisasi merupakan roh dari suatu organisasi karena pengetahuan anggota baru tentang organisasi tersebut merupakan hal pertama dan utama yang harus ditanamkan dan pengetahuan itulah yang dianggap sebagai roh atau jiwa. Pengetahuan ini juga dianggap sebagai bekal untuk melanjutkan estafet kepengurusan. Tak kalah kuatnya dalam menekankan urgensi kaderisasi dibanding sambutan dari ketua panitia, Sholahuddin Zamzambela selaku perwakilan dari ketua CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga dalam sambutannya mengeluarkan suatu kalimat pendek penuh makna yakni “Kaderisasi adalah harga mati” yang sangat menggambarkan urgensi dari acara ini sehingga disamakan levelnya dengan NKRI.
Segera setelah pembukaan selesai, dilanjutkan dengan materi pertama yang dibawakan oleh ketua CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga (PT) Melati Ismaila Rafi’i dan ketua CSSMoRA Nasional Annas Rolli Muchlisin. Materi yang disampaikan adalah mengenai ke-CSSMoRA-an yang juga meliputi tentang PBSB. Annas menyampaikan secara detail perihal CSSMoRA dari mulai logo CSSMoRA sampai kepengurusannya di tingkat nasional. Begitu pula yang berkaitan dengan PBSB seperti PTN/PTIN mitra dan sebagainya.
Materi kedua adalah tentang kepesantrenan yang dijelaskan oleh saudara Muhammad Wahyudi. Terkait materi kepesantrenan ini Ia membagi karakteristik santri ketika masuk perguruan tinggi menjadi tiga kelompok. Pertama, adalah mereka yang terlalu over protektif dengan hal-hal baru yang ada di dunia perkuliahan. Kedua, golongan santri yang tidak mampu menjaga marwah kesantriannya sehingga bertindak terlalu bebas. Ketiga, adalah karakter santri yang berada di tengah dua sebelumnya, yaitu mereka yang dapat menjaga diri namun tidak terlalu tertutup. “Hendaknya kita sebagai santri apalagi diberi predikat sebagai santri berprestasi untuk dapat menjadi bagian dari golongan ketiga ini” pinta Wahyudi.
Rangkaian acara selanjutnya diselingi dengan brainstorming yang berfungsi sebagai media sharing bersama juga sekaligus untuk mengecek kepahaman peserta terhadap materi-materi yang telah disampaikan sebelumnya. Karena waktu yang sudah beranjak siang, peserta dipersilahkan untuk makan siang lalu sholat dzuhur.
ISHOMA disambung dengan materi ke-3 yang membahas tentang kebangsaan. Materi ini disampaikan oleh alumni PBSB UIN Sunan Kalijaga tahun angkatan 2012 saudara Muhammad Dluha Luthfillah, S.Th.I. Dalam pemaparannya beliau mengharapkan kita sebagai anak-anak Kemenag untuk dapat turut serta berandil dalam pembangunan negeri. Dan materi terakhir adalah tentang keorganisasian. Materi ini disampaikan oleh ketua CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga periode 2015/2016 saudara Lukman Hakim. Seperti yang sering disampaikan oleh beliau dalam beberapa event sebelumnya, organisasi merupakan suatu wadah yang terdiri dari anggota-anggota yang semua memiliki kepentingan masing-masing, namun demi keberlangsungan organisasi tersebut termasuk program-program kerjannya, semua anggota diharapkan dapat mengesampingkan kepentingannya masing-masing. Layaknya kaderisasi pada tahun lalu, beliau menjelaskan maksudnya secara lebih realistis dengan memainkan sebuah game ular-ularan yang terbentuk dari para peserta.

Layaknya materi-materi sebelumnya, brainstorming pun dilakukan untuk melihat kepahaman peserta terhadap materi. Beberapa kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 orang dibuat untuk memudahkannya. Selepas brainstorming, peserta menunaikan sholat Ashar yang disambung dengan family gathering dan game. Tepat pukul 16:40 rangkaian acara pun ditutup bersama dan diakhiri dengan sesi foto yang berlatarbelakang semburat senja oranye nan indah di atas hamparan laut pantai Goa Cemara.-red(doel).