Pengikut

Kamis, 05 Oktober 2017

Dilema Barcelona

Dilema Barcelona
oleh : Agil Muhammad
Mahasiswa PBSB UIN Sunan Kalijaga 2015

Referendum Catalonia atau Catalunya, menjadi trending topik dunia saat ini, begitupun di Indonesia, meskipun belum bisa mengalahkan kisah kesaktian dan karomah Setya Novanto di dunia perpolitikan tanah air ini. Referendum ini merupakan peristiwa yang akan banyak berpengaruh pada dunia, dan tentunya juga dunia sepak bola.
Dimulai dari sinyal buruk demokrasi Spanyol, kestabilan Uni Eropa, hingga salah satu klub raksasa La Liga, FC Barcelona yang mulai terancam nasibnya. Klub yang telah meraih 24 gelar La Liga dan 5 gelar Liga Champions yang masih belum bisa menyamai rekor 7 gelar AC Milan yang dijuluki The Most Succesful Club in the World, dulu.
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh karena itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, mungkin itulah kira-kira kalimat yang terdapat pada pembukaan UUD 1945 kita. Ya, segala bangsa memang berhak merdeka, ingat, bangsa bukan suku.
Bangsa Catalan dengan daerah otonomnya yang bernama Catalonia memang sudah lama menginginkan kemerdekaan mereka dari Spanyol. Beberapa kali referendum dilaksanakan untuk kemerdekaan mereka, tetapi baru kali ini nampaknya referendum ini akan berhasil dengan 90 persen dari 2,26 juta warga Catalonia yang mencoblos memilik merdeka.
Keinginan Catalonia untuk merdeka menjadi semakin kuat sejak krisis ekonomi 2008 yang berimbas pada tingkat pengangguran yang tinggi, untung aja Indonesia meskipun banyak yang lebih suram hidupnya santai aja, dan pembatasan UU Konstitusi 2010 guna meningkatkan kedaulatan Madrid, serta nilai-nilai pribadi warga & budaya Catalan yang kuat.
Dulu, daerah Catalan memang berbeda dengan Spanyol. Penggabungan dua daerah ini ternyata ada hubungannya lho dengan Islam, jangan-jangan. Catatan sejarah menyatakan bahwa hubungan baik kedua bangsa ini berlangsung sejak awal abad ke-15, ketika Raja Ferdinand dari Aragon dan Ratu Isabella dari Kastilla menikah dan mempersatukan wilayah mereka. Dengan ini kita bisa belajar, ehm melepas kejombloan dan menyatukan cinta dapat memperkuat hubungan diplomasi antara orang tua dengan mertua hingga dua negara yang berbeda, anjayy.
Dengan bersatunya Raja dan Ratu ini, mereka akhirnya dapat mengusir serta mempermalukan penguasa, bukan khalifah, terakhir Bani Umayyah di Andalus yang telah bertahan berabad-abad yang bernama Abu Abdullah al-Ahmar pada tahun 1492 M. Saat meninggalkan istananya, Abu Abdullah menangis. Tentang ini ibunya berkomentar, “Kamu menangis seperti perempuan untuk sesuatu yang tak pernah kamu pertahankan selayaknya laki-laki”. Tetapi meskipun ini adalah kabar buruk bagi Islam, beberapa tahun sebelumnya Islam telah sukses menaklukkan Konstantinopel oleh Muhammad al-Fatih pada tahun 1453. Ga apa lah, hilang satu, dapat yang lain.
Catalan memiliki bahasa dan budaya yang berbeda dengan Spanyol yang menyebabkan bangsa ini ingin merdeka. Bandingkan dengan Bangsa Indonesia yang memiliki banyak suku, bangsa dan budaya tetapi tetap Bhinneka Tunggal Ika. Ketika bersatu kita menjadi suatu Bangsa Indonesia yang memiliki kultur dan kearifan lokalnya yang luar biasa. Ya, inilah yang menjadikan Indonesia negara maju, dan nggak usah dengerin orang yang bilang bahwa negara ini masih negara berkembang. Standar yang mereka gunakan emang nggak bakalan jadikan negara ini lebih maju dari mereka.
Kembali ke Catalonia, wilayah yang memiliki populasi 7,5 juta orang, hampir sama dengan massa monas 212, sangat penting bagi perekonomian Spanyol, menyumbang 19% PDB. Pada masa Fransisco Franco, tahun 1939, penggunaan bahasa Catalonia sempat dilarang oleh pemerintah. Inilah awal dari gerakan kemerdekaan Catalonia hingga sekarang masa puncaknya.
Dan untuk urusan sepakbola, dilema Barcelona akan cukup kompleks. Decul (fans Barca) akan ditertawakan para Dedemit (fans Madrid). Untuk masuk liga domestik, Catalonia hanya punya tiga klub yang dikenal, Barcelona, Espanyol & Girona, sedang lainnya hanya klub entah gimana kabarnya. Jika ingin membuat liga sendiri, mereka hanya akan membuat liga tarkam dan nggak bisa masuk Liga Champions, dan nyaingi gelar Milan hanya menjadi impiannya. Jika ikut ke Liga Spanyol, Barcelona seperti suami yang minta cerai pada istrinya tapi masih numpang ke mertua, suami macam apa itu. Dan jika ikut liga di negara lain seperti Prancis, Italia, atau Inggris, Barca akan mulai dari kasta terbawah dulu. Dan kabar gembira bagi fans klub lain bahwa Messi belum perpanjang kontrak dan berpeluang akan meninggalkan klub tarkan ini.
Saranku sih, mending Barcelona pindah ke liga 1 Gojek aja gantiin Persegres yang hampir pasti degradasi ini, sebagai arek Gresik asli, sedih banget sebenarnya. Atau kalo mau agak keren, merangkak dulu dari liga 2 Gojek kayak Persebaya saat ini, asal suppoternya tahu diri, nggak bakal terjadi acara seperti tawuran Bonek lawan PSHT kemarin, arek Bonek dilawan.
Atau saranku yang lain mending pindah ke Seria A aja, tahu kan di sana ada klub terhebat di dunia seperti Milan, Jupe, Iler, Nacoli, dan lain-lain. Mungkin dengan adanya Barcelona, kami nggak akan streaming lagi nonton liga terbaik ini. Dan TV lokal akan lebih peka pada kami yang hanya mengandalkan numpang wifi, atau kalo terpaksa banget ya kuota yang sangat kami cintai keberadaannya.





Reaksi:
    ';while(b
    '+titles[c]+'
    '+titles[c]+'
';if(c'};urls.splice(0,urls.length);titles.splice(0,titles.length);document.getElementById('related-posts').innerHTML=dw}; //]]>

0 komentar:

Posting Komentar