Pengikut

CSSMoRA

CSSMoRA merupakan singkatan dari Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs, yang berarti Komunitas Santri Penerima Beasiswa Kementrian Agama

SARASEHAN

Sarasehan adalah program kerja yang berfungsi sebagai ajang silaturahimi antara anggota aktif dan anggota pasif CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Pesantren

Para santri yang menerima beasiswa ini dikuliahkan hingga lulus untuk nantinya diwajibkan kembali lagi mengabdi ke Pondok Pesantren asal selama minimal tiga tahun.

Rabu, 16 Mei 2018

CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga Peduli: Aksi Solidaritas dan Doa Bersama untuk Indonesia Damai


Yogyakarta, Minggu (13/5) Sejumlah elemen masyarakat dan ormas-ormas mahasiswa mengadakan sebuah aksi. Aksi ini merupakan bentuk solidaritas dan doa bersama bagi saudara kita setanah air yang ada di Surabaya. Lebih dari 60 elemen  masyarakat yang mengikuti aksi ini, diantaranya Gusdurian Jogja, Forum Jogja Damai, Srikandi Lintas Iman, Young Interfaith Peace Maker Commuity (YIPC), CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga dan lainnya.
Aksi ini berlangsung di Monumen Tugu Yogyakarta yang bertujuan untuk menguatkan kekeluargaan dan kebersamaan. Mukhibullah salah satu tokoh penggerak aksi ini mengatakan “Tujuan aksi ini adalah yang pertama menyampaikan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa tidak ada agama apapun yang mengajarkan aksi terorisme. Yang kedua bahwa kita takut terhadap aksi teror yang ada. Yang ketiga kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk saling bahu-membahu membantu menyuarakan aksi terorisme ini”
“Sedangkan untuk pemerintah kita serukan, yang pertama meminta kepada kepolisian Republik Indonesia untuk menemukan dan menindak tegas otak aksi teror yang terjadi di Surabaya. Yang kedua meminta kepada pemerintah khususnya kepolisian untuk memperkuat perlindungan hak konstitusional warga negara dalam segala bentuknya. Yang ketiga meminta pemerintah untuk mewaspadai menguatnya pelemahan kekuatan demokrasi di Indoneisa. Yang keempat memita kepada masyarakat untuk tetap tenang dan waspada atas tindakan teror dan tindakan kekerasan serta tidak terpancing untuk membalas tindakan tersebut dengan memanfaatkan sentimen warga bangsa. Yang kelima memperjuangkan kedaulatan hukum dan persamaan hak warga negara adalah hal yang mutlak untuk mewujudkan negara yang adil dan makmur, dan sudah selayaknya bagi setiap warga negara berkonstribusi untuk menjaganya. Yang keenam meminta kepada warga bangsa untuk bersama-sama memperkuat kehidupan masyarakat yang baik dan rukun sehingga ideologi kebencian dan terorisme tidak mendapatkan dukungannya”, lanjut Seknas Gusdurian tersebut.
CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga sebagai organisasi santri penerima beasiswa berprestasi ikut menyatakan solidartas bersama. “Aksi ini memiliki tujuan baik, dan kami sebagai santri sangat perlu untuk membantu menyuarakan aksi ini dengan bergabung ke dalam barisan agar tidak kembali terulang teror yang terjadi”, tutur Nuzul sebagai Ketua CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga periode 2017-2018. (Bhr)

Senin, 14 Mei 2018

Kerja Sama dengan CSSMoRA, Kemenag DIY Adakan Acara untuk Mengenal PBSB dan CSSMoRA








Yogyakarta, Minggu (13/5) Bidang  Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kantor Wilayah Kementrian Agama DIY mengadakan acara pengenalan bertema Kiat Sukses Menggapai Beasiswa PBSB Tahun 2018”. Dalam acara tersebut, Kemenag, pengurus CSSMoRA Nasional, CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga, dan CSSMoRA UGM bekerja sama dalam satu acara yang dihadiri oleh para santri yang akan mengikuti ujian PBSB tahun 2018 di Yogyakarta.
Acara yang berlangsung di aula Kanwil Kemenag DIY tersebut, dimulai pukul 08:00 WIB dengan dipimpin oleh Febrian Candra Wijaya dan Rania Nurul Rizqia selaku pembawa acara. Diawali dengan pembukaan, lantunan ayat-ayat suci al-Quran oleh Abdy Nur Muhammad, serta sambutan-sambutan.
Faturrahman, Kanwil Kemenag DIY dalam sambutannya mengharapkan, berakar dari acara ini para peserta yang akan mengikuti ujian PBSB selalu semangat, “Kami juga berharap agar jumlah peserta yang lulus di DIY dapat meningkat dibanding tahun sebelumnya.” Ujar Beliau. Melati Ismailia Rafi’i mewakili CSSMoRA mengucapkan terima kasih kepada Kemenag DIY atas amanah yang dipercayakan, sehingga CSSMoRA turut bekerja sama dalam acara tersebut. “Kami sangat berterima kasih atas inovasi Kemenag menyelenggarakan acara ini dan telah mengajak CSSMoRA untuk ikut berpartisipasi.” Tutur Mela.
            Beranjak pada acara inti yakni Talkshow yang dimoderatori oleh Putri Adelia. Talkshow yang mengundang perwakilan CSSMoRA Nasional, CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga, dan CSSMoRA UGM sebagai pemateri ini diisi oleh beberapa sesi.  Sesi pertama yaitu pengenalan seputar PBSB, tips serta kiat mengikuti ujian PBSB yang dibawakan oleh Annas Rolli Muchlisin, Ketua CSSMoRA Nasional periode 2017/2018. “Tak hanya siap materi, fisik pun harus siap, usahakan mengonsumsi makanan yang bergizi sebelum mengikuti ujian.” Ujar Annas sembari menyelingi penjelasannya dengan beberapa humor.
            Berlanjut ke sesi selanjutnya, yaitu pengenalan CSSMoRA oleh Maulana Ihsanul Karim, Dian Aulia Nengrum, dan Ahmad Ramzy Amiruddin sebagai perwakilan dari CSSMoRA Nasional. Diisi dengan pemaparan terkait organisasi, filosofi logo, dan sejarah terbentuknya CSSMoRA. Tak luput pula dengan pemaparan visi dan misi, struktur kepengurusan CSSMoRA Nasional 2018/2019 dan program kerja tiap departemen. Lalu Karim menutup sesi tersebut dengan  menjelaskan beberapa konsekuensi yang harus ditanggung tatkala seseorang telah masuk gerbang di PBSB dan mengajak para peserta bersama-sama menyanyikan Mars CSSMoRA. “Kurang afdhal jika mengenal CSSMoRA tapi tidak mengenal marsnya.” Tutur Karim.
            Sebelum menuju ke sesi terakhir dilakukan Ice Breaking untuk menyegarkan suasana. Moderator meminta perwakilan dari CSSMoRA UIN SUKA, Febrian Candra Wijaya dan Mayola Andika mengajak para peserta untuk menguji kecepatan dan ketepatan.
            Pada sesi terkahir, Muhammad Ridho dari CSSMoRA UGM dan Nur Azka Inayatussahra dari CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga menjelaskan terkait soal tes PBSB yang akan dihadapi para peserta sekaligus memberikan gambaran soalnya. “Tingkat kesulitan soal ujian PBSB ini berada di tengah-tengah antara ujian SBMPTN dan UN.” Ujar Ridho. Acara berakhir sekitar pukul 12:00 WIB, yang ditutup dengan foto bersama pengurus CSSMoRA dan peserta. (Ai)

Ikuti Festival Qur’ani, Mahasantri PBSB Kembali Harumkan Nama CSSMoRA








CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga kembali dihebohkan dengan kemenangan santri PBSB jurusan Ilmu Al  Qur’an dan Tafsir  serta Ilmu  Hadis pada event Festival Qurani yang diadakan selama dua hari, 5-6 Mei 2018 di UIN Sunan Ampel Surabaya.  3 kelompok yang membawa bendera CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga ini berhasil masuk 15 besar dan mempresentasikan karyanya di hadapan para juri. 
Nadyya Rahma Azhari dan Ahmad Faruq Hakiki dengan karya yang berjudul “Besi dalam al-Qur'an (Kajian tentang Proses Pembentukan Besi dan Keistimewaannya: Metode Tematik-Intergrasi Sains)”, Robi Hidayatul ilmi, Muhammad Nauval Hubbab, dan Ahmad Fahrur Rozi dengan karya yang berjudul “Analisis Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail sebagai Penopang Demokrasi di Indonesia (Kontekstualisasi QS. As-Shaffat (37): 102)", dan In’amul Hasan dengan karya yang berjudul “Baliak ka Surau: Usaha Merevitalisasi Pendidikan Karakter Generasi Muda di Minangkabau (Studi Atas Pemikiran Buya Mas’oed Abidin)”. 
“Awalnya saya minder mengikuti lomba ini, karena saya baru duduk di semester 2, dan belum mengerti banyak hal tentang dunia kepenulisan. Tapi saya mencoba memberanikan diri untuk mengirim abstrak". Tutur Nadyya. Tak jauh berbeda dengan Nadyya, In'am juga mengungkapkan kesannya saat mengikuti lomba tersebut. "Acara ini memberikan banyak dampak positif bagi para peserta. Acara ini juga berhasil mempertemukan saya dengan orang-orang yang luar biasa. Dari pengalaman inilah saya mendapati guru yang terbaik dan paling berharga".
"Memang butuh pengorbanan untuk mendapatkan hal yang berharga. Kami dihadapkan banyak kendala. Tapi kami yakin bahwa usaha tak pernah mengkhianati hasil. Kami tetap berjalan pada satu tujuan walau kadang sulit untuk menyatukan ide. Tapi alhamdulillah semua berjalan lancar”. Ucap Robi dengan perwatakannya yang tenang.
Usai mempresentasikan karyanya, kelompok yang diketuai Robi Hidayatul Ilmi berhasil membawa pulang piala Juara 1, serta kelompok yang diketuai oleh Ahmad Faruq Hakiki membawa pulang piala Juara Harapan 1.(QN)