
Zidna Zuhdana Mushthoza, telah berhasil meraih gelar sarjana dengan predikat Wisudawan Terbaik Tercepat se-UIN Sunan Kalijaga. Dengan berbekal keyakinan bahwa semua orang punya kehebatan dan kelebihan di bidangnya masing-masing, putri dari Bapak Drs.H.Tajuddin Thalabi, M.Ag dan ibu Dra. Hj. Amilah, M.Pd.I ini dapat memperoleh IPK yang nyaris sempurna, yaitu 3,92. Tidak lupa, dengan dukungan orang tua dan keluarga, mahasiswi asal Gresik ini dapat melanjutkan perolehan prestasinya dari juara 3 lomba pidato bahasa Indonesia (MTs), juara 2 Lomba Musabaqah Syarhil Quran (MSQ) sebagai Pensyarah tingkat Kabupaten Gresik Tahun 2014, juara 3 lomba Pelajar Teladan Putri tingkat Kabupaten Gresik Tahun 2014, juara 2 lomba Cipta Puisi Kandungan Ayat Al-Quran tingkat Jawa Timur Tahun 2013, juara 1 lomba Musabaqah Syarhil Quran (MSQ) sebagai Pensyarah tingkat Kabupaten Gresik tahun 2013, dan juara 1 lomba Musabaqah Qiroatul Qutub (MQK) tingkat Ula Kabupaten Gresik tahun 2011.
Dalam proses belajarnya, santri yang memiliki hobi travelling ini tidak memiliki trik atau gaya khusus. “Karena belajar itu proses bukan hasil. Dan sampai sekarang pun, mbak harus banyak belajar. Gelar mahasiswa terbaik ini sebenarnya tidak ada pengaruh apapun. Tapi, tentu ada motivasi terbesar dan utama yang membuat mbak sampai pada tahap ini, yaitu orang tua dan keluarga,” jelasnya. Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan bahwa sangat setuju dengan statement “Kuliah itu bukan balapan lulus atau tinggi-tinggian IPK. Jalani saja dengan tanggung jawab dan versi terbaik menurutmu”. Untuk kendala yang dialami, mahasiswi angkatan 2014 ini memaparkan bahwa hambatan terbesar adalah diri sendiri; bagaimana melawan rasa malas dan mengatur waktu untuk melakukan tanggung jawab ketika kuliah, misalnya organisasi, hafalan, tugas-tugas kuliah, dan lain-lain. Tak lupa ia juga memberi solusi bahwa kendala tersebut tidak akan dapat dihilangkan. Yang dapat dilakukan yaitu meminimalisir kendala tersebut. Itulah yang harus dilakukan.
Santri yang suka makan cokelat ini juga memberikan sedikit pesan kepada teman-teman mahasiswa serta lulusan UIN Sunan Kalijaga. “Bahwasanya lulusan UIN Sunan Kalijaga harus membangun narasi positif dalam mimbar apapun, baik mimbar akademik maupun mimbar sosial. Lulusan UIN harus dan perlu mengisi pos-pos strategis dalam membangun narasi yang baik dan berlandaskan ilmu, agar orang-orang yang berbicara tanpa landasan ilmu dan tidak pada ranah keilmuannya tergerus arus sebab dikalahkan oleh orang-orang yang belajar serius,” jelasnya. “Di era milenial ini kan banyak sekali orang-orang yang berbicara tidak pada ranah keilmuannya, tapi malah fasih sekali membicarakanya. Mereka kebanyakan berbicara sesuai kehendak sendiri. Bukan ahli politik, bukan ahli agama, membiacarakan keduanya. Meskipun sebenarnya tidak menutup kemungkinan mereka yang bukan ahlinya memiliki kemampuan, namun ada baiknya tabayun pada orang-orang yang sudah ahli. Nah, di sinilah peran lulusan UIN yang sudah banyak belajar dan menimba ilmu, mereka harus membangun narasi positif di manapun, baik akademik maupun sosial,” tambahnya. (dek)
Reaksi: |
0 komentar:
Posting Komentar