Pengikut

CSSMoRA

CSSMoRA merupakan singkatan dari Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs, yang berarti Komunitas Santri Penerima Beasiswa Kementrian Agama

SARASEHAN

Sarasehan adalah program kerja yang berfungsi sebagai ajang silaturahimi antara anggota aktif dan anggota pasif CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Pesantren

Para santri yang menerima beasiswa ini dikuliahkan hingga lulus untuk nantinya diwajibkan kembali lagi mengabdi ke Pondok Pesantren asal selama minimal tiga tahun.

Sabtu, 19 September 2020

Jalani Tradisi sebagai Santri, Pengurus CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga Periode 2020/2021 adakan Sowan secara Virtual bersama Pengelola PBSB

CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (19/09)-Badan Pengurus Harian (BPH) melaksanakan salah satu program kerjanya yaitu, SPP (Silaturahmi ke Pesantren dan Pengelola) atau biasanya disebut sowan. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya untuk menjalin silaturahmi, kerja sama dan hubungan yang baik dengan pengelola PBSB UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Pesantren Mitra.

Pengurus biasanya mengadakan acara sowan secara langsung dengan mengunjungi rumah pihak terkait. Namun, kondisi new normal tidak menyurutkan semangat pengurus periode 2020/2021 untuk tetap menyelenggarannya meskipun secara virtual via Zoom Meeting. Adapun peserta undangan adalah Koordinator setiap departemen dan Kru Sarung.

Pada pukul 10.30 WIB acara dimulai dengan pemaparan perkenalan pengurus dan program unggulan CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga periode 2020/2021 yang disampaikan oleh Saudara Andi Fatihul Faiz selaku ketua umum. Selanjutnya, penyampaian wejangan atau nasihat dari pengelola yang disampaikan oleh bapak Muhammad  AlFatih Suryadilaga. Sedikitnya ada empat poin pesan beliau.

pertama, CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga harus memanfaatkan masa pandemi untuk maju dikancah internasional dengan kolega-kolega alumni di luar negeri untuk melaksanakan konferensi atau seminar secara virtual. Kedua, perlu adanya kerjasama dengan Prodi, Jurnal Living Hadis, share  di media sosial dan lain sebagainya agar kegiatan CSSMoRA tidak hilang begitu saja. Ketiga, Jangan lupa diri bahwasannya memliki kewajiban yakni menyelesaikan kuliah dengan tepat waktu. Dan yang terakhir jangan lupa berdoa semoga diberi kesehatan dan pertolongan Allah swt.

“Luluslah secepatnya dan langsung S2, kemudian S3 jangan langsung es-tri”. Guyon beliau melanjutkan wejangannya

Seperti biasanya, para peserta undangan diberikan kesempatan untuk bertanya kepada pengelola. Acara ini ditutup dengan doa dan diakhiri foto bersama.

“Alhamdulillah sudah terlaksana sowan kepada bapak Al-Fatih Suryadilaga selaku pengelola PBSB UIN Sunan Kalijaga secara virtual melalui aplikasi zoom. Meskipun sowan secara virtual melalui zoom, tetapi tidak mengurangi rasa khidmat kepada beliau. Sowan kepada pengasuh atau pengelola sudah menjadi tradisi kita sebagai santri. Di awal kepengurusan ini kami memperkenalkan pengurus sembari meminta nasihat, masukan, dan doa kepada bapak pengelola dalam satu periode kepengurusan ini diberi kelancaran dan kekuatan dalam menjalankan amanah ini. Banyak sekali nasihat yang kami dapat dari beliau, semoga nasihat-nasihat itu menjadi keberkahan bagi kami semua”. Tutur Yarsa selaku wakil ketua CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga

Sowan yang sama juga dilaksanakan sebelumnya bersama Prof. K.H Abdul Mustaqim pada tanggal 08 September dan Ahmad Mujtaba pada tanggal 14 September selaku pengelola PBSB. Keduanya juga memeberikan wejangan, semangat serta apresiasi kepada pengurus dalam menjalankan program kerja yang hampir keseluruhan dilaksanakan secara online. (Melala)

Senin, 14 September 2020

Training Menjadi ‘Istri’ di Masa Pandemi

   

Disadari ataupun tidak, pandemi Covid-19 telah membawa pengaruh besar bagi semua orang, termasuk dalam pendidikan karakter. Tidak seharusnya kita menyalahi keadaan yang sudah ditetapkan oleh Tuhan, akan tetapi berpikir bagaimana kita harus mampu menjalani bahtera kehidupan yang terus berjalan. Begitulah kita menyebutnya bijak dalam mengambil hikmah dari setiap kejadian.

Tidak bisa dipungkiri pula, selama pandemi kita banyak menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah dan lebih banyak bercerita atau mendengar kisah tentang kehidupan yang dijadikan sebagai pelajaran. Iya, memanfaatkan waktu “stay at home” untuk membina karakter sebagai seorang perempuan adalah cara untuk mengambil hikmahnya. Perempuan adalah madrasatul ula bagi anaknya kelak. Maka dari itu, inilah kesempatan bagi seorang perempuan untuk membekali diri sebelum dipinang nanti. Mulai dari bangun pagi, memasak, serta membersihkan rumah adalah hal yang lumrah bahkan menjadi kewajiban bagi seorang perempuan.

 Tidak sedikit unggahan di media sosial yang menunjukkan bahwa dirinya mampu mengerjakan semua hal yang biasa dilakukan perempuan pada umumnya, unggahan tersebut biasanya juga didukung dengan caption ‘‘calon mantu idaman’’. Tak heran jika masa pandemi ini dijadikan sebagai proses pelatihan mereka untuk menjadi seorang istri dan ibu yang baik.

Mempelajari kehidupan rumah tangga dari orang tua, bagaimana kesabaran diuji ketika berada di rumah setiap hari, memahami sifat satu sama lain, menurunkan sikap ego dan tentunya proses pendewasaan lain sebelum nantinya akan tinggal bersama suami atau di rumah mertua. Sebelum menikah bakti anak adalah kepada orang tua, setelah menikah maka bakti anak perempuan adalah kepada suaminya.

Diperlihatkan kepadaku tentang neraka, ternyata penghuninya yang palin banyak adalah kaum wanita, disebabkan mereka kufur, kemudian Rasulullah saw. ditanya: Apakah karena mereka kufur terhadap Allah? Beliau menjawab: Mereka kufur terhadap suami mereka, mereka kufur terhadap kebaikan (suami mereka), walaupun engkau (sang suami) berbuat baik kepadanya selama hidupnya, lalu ia melihat dirimu melakukan satu kesalahan saja maka ia berkata; saya tidak pernah melihat kebaikanmu”. (H.R Bukhari dan Muslim)

Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa diwajibkan bagi seorang istri untuk mentaati dan memuliakan sang suami, berkhidmat kepadanya dengan penuh keikhlasan, dan tidak berbicara kasar atau durhaka kepadanya. Mari persiapkan diri untuk meraih ridha ilahi. 

 

Penulis, Septiana Melala Gayo mahasiswi semester 3 Prodi Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Sabtu, 12 September 2020

Al-Azhar Cairo Parliament Gelar Lomba Kreativitas dan Seni, Mahasantri PBSB Torehkan Prestasi


Kairo, Ditpdpontren--- Grand Syekh Al-Azhar Cairo University Syekh Ahmad Thoyyib bersama Al-Azhar Cairo Parliament gelar ajang lomba kreativitas dan pengembangan bakat.

 

Ajang lomba yang diselenggarakan pada 23 Juli 2020 ini dikhususkan bagi kalangan pelajar putri, baik itu mahasiswi Universitas Al-Azhar maupun Ma'had Al-Azhar.

 

Tak mau ketinggalan, mahasantri Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kementerian Agama di Al-Azhar Kairo pun turut ambil peran dalam ajang yang digelar secara daring (dalam jaringan) serta pengiriman karya, Sayyidah Umi Kulsum dan Siti Jazilah yang keduanya berasal dari Pesantren Al-Hikmah 2 Sirampog Brebes Jawa Tengah.

 

Ketua Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs (CSSMoRA) Regional Kairo, Egi Riyanto menerangkan, cabang lomba dan seni yang dilombakan cukup banyak, antara lain cabang tahfizhul Qur'an, musabaqah tilawatil Qur'an, puisi dan prosa bahasa Arab, gambar dan kaligrafi, kerajinan tangan, fotografi, jahit-menjahit, bercerita, serta nasyid.


"Dua mahasantri putri PBSB ikut pada cabang seni Kaligrafi dan Nasyid. Saat diumumkan, keduanya berhasil meraih Juara 1 pada cabang yang diikutinya," ujar Egi.

 

Kasubdit Pendidikan Pesantren Basnang Said melalui videoconference menuturkan, para mahasantri PBSB tentu sudah memiliki keterampilan dan kreativitas seni saat di pesantren.

 

"Pesantren dan kesenian bukanlah hal yang asing bagi para santri. Banyak pesantren yang membekali para santrinya dengan kegiatan pengembangan minat dan bakat semacam ini," terang Basnang, Jum'at (11/09).

 

Saat dilaporkan, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Waryono mengapresiasi capaian ini.

 

Prestasi ini sangat membanggakan. Mahasantri PBSB di Al-Azhar Kairo mampu bersaing dengan para mahasiswi utusan lebih dari sepuluh negara yang ikut berlomba. Tidak hanya berprestasi dalam akademik, tapi juga non-akademik, tuturnya.

 

"Saya ucapkan selamat atas prestasi gemilang ini. Pertahankan nama baik Indonesia dan pesantren di kancah internasional".


Waryono meminta seluruh mahasantri PBSB tetap menjaga proses dan prestasi belajarnya, berperan aktif dalam menjaga tradisi kepesantrenan, serta menjadi agen moderasi beragama di lingkungan kampus saat ini. Terlebih, mahasantri PBSB Kairo yang jauh dari keluarga agar tetap menjaga kesehatan dan keselamatan dengan menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan.

 

"Saya berharap mahasantri PBSB Kairo menjadi duta bangsa dan agama yang menebar model keberagamaan yang ramah dan damai," tutupnya. (Hery Irawan)


Berita ini juga dimuat di website Kemenag dan CSSMoRA Nasional